inilah blog para orang gila tapi jangan salahkan kami para biologiawan karna sesungguhnya kami utu sehat dan gagah perkasa kuat iman dan jasmanikan anak biologi

Thursday, May 27, 2010

Kaloula baleata.


27 Mei 2010

Pukul 11.00 WIB, setelah acara launching web lembaga mahasiswa fakultas MIPA Undip di lantai dasar dekanat, tergiur mata melotot ada jenis yang meloncat loncat kecil di atas lantai dekanat nan putih tersebut. Tak pandang jadi objek penglihatan Mahasiswa FMIPA yang sedang berkeliaran disana, kami pun langsung mengambilnya walaupun sedikit lendir terasa jijik berada di tangan dan sulit mengambil gambar karena kodok ini terus melompat lompat kecil.

Kaloula baleata.Miller(1833), ternyata jenis ini yang menjadi sasaran.dalam bahasa nasionalis menyebutnya belentung, ada juga yang menamakan belentuk dan kintel .beraneka nama bahasa inggris disebutkan seperti Brown Bullfrog, Gamelan Frog (karena suaranya yang bersahutan) dan juga Flower Pot Toad (karena kehidupannya juga di daerah pot bunga).kodok yang mempunyai corak kuning diselakang ini, dalam klasifikasi taksonomisnya

Kerajaan:
animalia
Filum:
chordhata
Kelas:
amphibia
Ordo
anura

Famili:
microhylidae
Genus:
kaloula

Spesies:
K. baleata
nama binomial Kaloula baleata
(Müller in Oort and Müller, 1833)

Belentung ini bertubuh kecil sedang, bagian dorsal bulat licin dengan kaki kaki yang pendek . Kintel (kata orang jawa) kepala melebar dengan moncong pendek dan panjang tubuhnya sampai sekitar 60 mm dari moncong ke anus sehingga kodok ini jantan. yang lebih spesifik dari jenis ini ialah timpanum (gendang telinga) tersembunyi dibawah kulit dan jari tangan panjang dan memipih datar di muka serupa spatula membentuk huruf T sempit. Punggung dorsal berwarna cokelat, coklat keemasan, keabu abuan gelap terkadang dengan pola pola simetris. Sisi tubuh ventral licin, coklat keunguan dengan bercak bercak keputihan bisa juga sebaliknya namun kulit berbintil halus namun lunak , tidak kasar bila diraba, sedikit berkerut merut dan kendur makanya ketika kami mau menangkapnya sedikit susah karena licin tersebut dan meninggalkan sekret berupa mukus (lendir).
Seperti halnya bangkong kolong, kodong beletung hanya bisa melompat pendek pendekakan tetapi hewan ini pandai memanjat pohon atau perdu. Untuk keperluan itu,jari jari kaki depannya dan beberapa kaki belakangnya dilengkapi oleh bantalan pelekat. Merayap dengan perlahan lahan.anehnya dia melompat lompat di sekitar lantai dekanat pada waktu jam 11 siang hari, padahal jenis kodok ini tidak aktif dan tidur di habitatnya sekitar pohon ataupun sekitar pot. Itu terjadi karena kebisingan pada saat acara launching web lembaga mahasiswa sehingga mengganggu tidurnya maka belentung ini pergi untuk mencari tempat yang aman karena terusik tadi.
Pada hari-hari hujan, kodok belentung ramai berbunyi nyaring di sore hari, bahkan sebelum hari gelap, khususnya jika hujan deras turun di siang harinya. Bersuara merdu, beberapa kodok jantan biasanya mendengkung bersahut-sahutan sambil mengapung berdekatan di genangan air yang dangkal, kolam, atau saluran air yang tersumbat. Bunyinya: “them.. dung, them.. dung” (bunyi pertama terdengar seperti them, phem, atau bleen.. disahuti dengan thung, atau dung dari individu yang lain); agaknya dari sinilah kodok ini memperoleh namanya. Kodok-kodok ini menggembungkan perutnya sambil berenang terapung, lalu memompakan sebagian udara di perutnya itu ke kantung suara di lehernya untuk mendapatkan bunyi dengkung yang nyaring dan keras.
Habitat alaminya termasuk hutan primer, hutan sekunder dan lahan bekas tebangan. Di jawa, kodok belentung banyak ditemukan di sekitar kebun pekarangan, terutama dekat parit dan belumbang, sampai ketinggian sekitar 1.000 mdpl. Meski demikian, kodok ini tidak menyebar merata, melainkan melimpah pada daerah tertentu dan tidak didapati pada daerah lainnya. Tidak jarang kodok ini bersembunyi di bawah atau di dalam pot bunga di halaman atau beranda rumah.
dapat juga dilihat di haliaster

odonata

sore tadi badai terus mengerumuni ku sampai aku tak sanggup lagi melakukan apa yang seharusnya ku lakukan
terduduk kaki merapat, mata menyusuri dinding dinding ruangan
telinga pura pura tak mendengar
hati tertegun tiada kata selain mengendap dalam tubuh ini
menjadi patung di lantai tiga
apa hanya sebagai patung
apa hanya sebagai pajangan
mungkin bisa saja menjadi tempat sampah yang jijik dan juga menjijikkan
............................................................................................................
apa yang harus kamu lakukan
apa yang harus kamu berikan
apa yang harus kamu diskusikan
seperti ragam capung sebagai tanda tingkat kejernihan air pa tempatnya...........